SELAMAT DATANG DI BUKU HARIAN DESTA ADITYA RAMLANI. SEMOGA ANDA MENDAPATKAN APA YANG ANDA INGINKAN. JANGAN LUPA ISI KOMENTAR ANDA ATAU BUKU TAMU. TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA......................... Desta Aditya Ramlani

Senin, 13 September 2010

Menyelamatkan Bumi ? Mulailah dari rumah kita

Banyak cara menyelamatkan atau mengurangi dampak negatif terhadap bumi. Tidak perlu memikirikan bagaimana caranya menyelamatkan dunia. Bagaimana caranya ? Berikut ini beberapa cara yang dapat kita lakukan :
1. Pemisahan Sampah sisa Rumah Tangga
Selama ini kita membicarakan atau ingin melakukan hal yang sangat besar,tapi kita melupakan hal kecil. Hal kecil tapi sangat besar manfaatnya bagi bumi adalah dengan memulai memisahkan sampah organik ( dapat diurai secara alami ) dan sampah anorganik (teruarai dalam waktu ratusan tahun atau tidak dapat terurai ).

Contoh :
- sampah oraganik : sisa makanan, daun, sayuran
- sampah anorganik : plastik, kaleng, kaca / botol kaca
Akan lebih optimal sampah tersebut dimanfaatkan sesuai dengan karakteristiknya, misalnya sampah organik dijadikan pupuk kompos, sampah anorganik didaur ulang menjadi kerajinan unik. Jika belum ada ide,sampah anorganik bisa dijual ke pedagang barang bekas atau pemulung. Cara pengolahan sampah ini akan kita bahas di ringkasan yang lain.

2. Menjaga area / wilayah resapan air hujan.
Apakah lingkungan rumah kita masih ada lahan yang tidak tertutup bangunan atau cor beton, jika belum terlanjur usahakan ada lahan tersebut. Selain resapan air hujan akan menjadi cadangan sumber air tanah, lahan resapan air hujan ini akan mengurangi debit air yang langsung mengalir ke tempat yang lebih rendah saat musim hujan. Di kota besar area / wilayah resapan air hujan ini sangat minim, saat musim hujan debit air akan tinggi sehingga mudah terjadi banjir. Saat musim kemarau air tanah berkurang atau sedikit sekali karena air saat musim hujan tidak meresap ke dalam tanah , tetapi air langsung mengalir ke tempat yang lebih rendah. Akhirnya banjir dan kekeringan tidak dapat dihindarkan , ironis kan ? saat musim hujan malah banjir, saat musim kemarau malah kering kerontang.

3. Pelihara tanaman / pohon
Tanaman / pohon selain berfungsi sebagai pelindung dari sinar matahari secara langsung, tanaman/pohon dapat memperlambat aliran air hujan sebelum menyentuh tanah. Akar tanaman / pohon juga dapat menyimpan air hujan yang sangat bermanfaat saat musim kemarau tiba.

4. Program pemanfaatan sampah
Sampah rumah tangga, yang selama ini kita pikir tidak bermanfaat ternyata memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Hal ini akan lebih optimal jika ada program pemanfaatan sampah, sampah organik sebagai bahan dasar pupuk kompos, sampah anorganik dapat di jual di pemulung atau pembeli bahan bekas.

5. Tularkan konsep penyelamatan bumi ini pada lingkungan sekitar kita.
Jika konsep penyelamatan dari rumah tangga ini kita tularkan ke lingkungan atau daerah disekitar kita, maka akan lebih banyak lagi tempat - tempat yang terselamatkan, sehingga bumi kita makin nyaman dan panjang umur.

6. Dukungan Pemerintah
Selama ini program pemanfaatan sampah masih berjalan terpisah antara masyarakat dan pemerintah. Kepedulian masyarakat dalam menyelamatkan bumi kurang optimal dan kurang luas manfaatnya, tanpa dukungan materiil ( modal kerja, penghargaan ) dan non materiil (kebijakan, undang - undang dan penerapan sanksi hukumn) dari pemerintah. Begitu pula sebaliknya, kebijakan dan undang - undang tentang penyelamatan bumi dari pemerintah akan terasa hambar tanpa keikutsertaan masyarakat.
Siapa yang harus mulai dahulu ?
Dengan konsep penyelamatan bumi dari lingkungan rumah, kita sudah membantu menyelamatkan bumi dari lingkup yang kecil, kelompok - kelompok kecil ini akan menjadi "monster" penyelamat bumi, dukungan pemerintah yang akan mempercepat proses, area dan besarnya manfaat metode penyelamatan bumi ini.

Jadi tunggu apa lagi...selamatkan bumi dari rumah kita

Indonesia Lebih Unggul Tangani Flu Babi Ketimbang Malaysia?

Flu Babi harus dihadapi dengan penanganan yang lebih dini. Indonesia masih lebih unggul ketimbang Malaysia dalam penanganan flu babi. Jumlah pasien meninggal lebih sedikit dan penyebarannya relatif bisa terpantau.

"Malaysia yang penduduknya hanya 23 jutaan dan dari 1.000 orang yang terinfeksi flu babi, sudah 68 orang yang meninggal. Sedangkan Indonesia dari total penduduk 220-an juta jiwa, dan 1.038 orang yang terinfeksi, baru 8 orang yang meninggal. Jadi masih relatif sedikit," ujar Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari di sela-sela acara buka puasa bersama di kediamannya.

Menkes mengatakan bahwa hal tersebut adalah satu bukti keseriusan pemerintah Indonesia mengatasi wabah H1N1 yang menjadi pandemi di kalangan masyarakat saat ini. Ketika ditanya mengapa bisa lebih unggul dari Malaysia, Menkes pun berujar, "Ya karena kinerja kita dong, enak aja. Kita selalu mengirim staf-staf di tempat kejadian, dan sampai saat ini masih tertangani dengan baik," tuturnya.

Menkes pun masih berharap vaksin H1N1 yang rencananya akan keluar di dunia oktober 2009 ini. "Vaksin yang nanti keluar oktober itu juga masih trial, nanti dilihat perkembangannya berhasil atau tidak, karena sampai saat ini belum ada bukti," tutur Siti.

Masyarakat pun terus dihimbau untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan individu. "Cuci tangan pakai sabun, jaga etika batuk, jika sakit, pilek, panas tolong pakai masker, diam di rumah dan jangan menularkan pada orang lain," jelas Siti.