SELAMAT DATANG DI BUKU HARIAN DESTA ADITYA RAMLANI. SEMOGA ANDA MENDAPATKAN APA YANG ANDA INGINKAN. JANGAN LUPA ISI KOMENTAR ANDA ATAU BUKU TAMU. TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA......................... Desta Aditya Ramlani: 2010-09-12

Senin, 13 September 2010

Menyelamatkan Bumi ? Mulailah dari rumah kita

Banyak cara menyelamatkan atau mengurangi dampak negatif terhadap bumi. Tidak perlu memikirikan bagaimana caranya menyelamatkan dunia. Bagaimana caranya ? Berikut ini beberapa cara yang dapat kita lakukan :
1. Pemisahan Sampah sisa Rumah Tangga
Selama ini kita membicarakan atau ingin melakukan hal yang sangat besar,tapi kita melupakan hal kecil. Hal kecil tapi sangat besar manfaatnya bagi bumi adalah dengan memulai memisahkan sampah organik ( dapat diurai secara alami ) dan sampah anorganik (teruarai dalam waktu ratusan tahun atau tidak dapat terurai ).

Contoh :
- sampah oraganik : sisa makanan, daun, sayuran
- sampah anorganik : plastik, kaleng, kaca / botol kaca
Akan lebih optimal sampah tersebut dimanfaatkan sesuai dengan karakteristiknya, misalnya sampah organik dijadikan pupuk kompos, sampah anorganik didaur ulang menjadi kerajinan unik. Jika belum ada ide,sampah anorganik bisa dijual ke pedagang barang bekas atau pemulung. Cara pengolahan sampah ini akan kita bahas di ringkasan yang lain.

2. Menjaga area / wilayah resapan air hujan.
Apakah lingkungan rumah kita masih ada lahan yang tidak tertutup bangunan atau cor beton, jika belum terlanjur usahakan ada lahan tersebut. Selain resapan air hujan akan menjadi cadangan sumber air tanah, lahan resapan air hujan ini akan mengurangi debit air yang langsung mengalir ke tempat yang lebih rendah saat musim hujan. Di kota besar area / wilayah resapan air hujan ini sangat minim, saat musim hujan debit air akan tinggi sehingga mudah terjadi banjir. Saat musim kemarau air tanah berkurang atau sedikit sekali karena air saat musim hujan tidak meresap ke dalam tanah , tetapi air langsung mengalir ke tempat yang lebih rendah. Akhirnya banjir dan kekeringan tidak dapat dihindarkan , ironis kan ? saat musim hujan malah banjir, saat musim kemarau malah kering kerontang.

3. Pelihara tanaman / pohon
Tanaman / pohon selain berfungsi sebagai pelindung dari sinar matahari secara langsung, tanaman/pohon dapat memperlambat aliran air hujan sebelum menyentuh tanah. Akar tanaman / pohon juga dapat menyimpan air hujan yang sangat bermanfaat saat musim kemarau tiba.

4. Program pemanfaatan sampah
Sampah rumah tangga, yang selama ini kita pikir tidak bermanfaat ternyata memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Hal ini akan lebih optimal jika ada program pemanfaatan sampah, sampah organik sebagai bahan dasar pupuk kompos, sampah anorganik dapat di jual di pemulung atau pembeli bahan bekas.

5. Tularkan konsep penyelamatan bumi ini pada lingkungan sekitar kita.
Jika konsep penyelamatan dari rumah tangga ini kita tularkan ke lingkungan atau daerah disekitar kita, maka akan lebih banyak lagi tempat - tempat yang terselamatkan, sehingga bumi kita makin nyaman dan panjang umur.

6. Dukungan Pemerintah
Selama ini program pemanfaatan sampah masih berjalan terpisah antara masyarakat dan pemerintah. Kepedulian masyarakat dalam menyelamatkan bumi kurang optimal dan kurang luas manfaatnya, tanpa dukungan materiil ( modal kerja, penghargaan ) dan non materiil (kebijakan, undang - undang dan penerapan sanksi hukumn) dari pemerintah. Begitu pula sebaliknya, kebijakan dan undang - undang tentang penyelamatan bumi dari pemerintah akan terasa hambar tanpa keikutsertaan masyarakat.
Siapa yang harus mulai dahulu ?
Dengan konsep penyelamatan bumi dari lingkungan rumah, kita sudah membantu menyelamatkan bumi dari lingkup yang kecil, kelompok - kelompok kecil ini akan menjadi "monster" penyelamat bumi, dukungan pemerintah yang akan mempercepat proses, area dan besarnya manfaat metode penyelamatan bumi ini.

Jadi tunggu apa lagi...selamatkan bumi dari rumah kita

Indonesia Lebih Unggul Tangani Flu Babi Ketimbang Malaysia?

Flu Babi harus dihadapi dengan penanganan yang lebih dini. Indonesia masih lebih unggul ketimbang Malaysia dalam penanganan flu babi. Jumlah pasien meninggal lebih sedikit dan penyebarannya relatif bisa terpantau.

"Malaysia yang penduduknya hanya 23 jutaan dan dari 1.000 orang yang terinfeksi flu babi, sudah 68 orang yang meninggal. Sedangkan Indonesia dari total penduduk 220-an juta jiwa, dan 1.038 orang yang terinfeksi, baru 8 orang yang meninggal. Jadi masih relatif sedikit," ujar Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari di sela-sela acara buka puasa bersama di kediamannya.

Menkes mengatakan bahwa hal tersebut adalah satu bukti keseriusan pemerintah Indonesia mengatasi wabah H1N1 yang menjadi pandemi di kalangan masyarakat saat ini. Ketika ditanya mengapa bisa lebih unggul dari Malaysia, Menkes pun berujar, "Ya karena kinerja kita dong, enak aja. Kita selalu mengirim staf-staf di tempat kejadian, dan sampai saat ini masih tertangani dengan baik," tuturnya.

Menkes pun masih berharap vaksin H1N1 yang rencananya akan keluar di dunia oktober 2009 ini. "Vaksin yang nanti keluar oktober itu juga masih trial, nanti dilihat perkembangannya berhasil atau tidak, karena sampai saat ini belum ada bukti," tutur Siti.

Masyarakat pun terus dihimbau untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan individu. "Cuci tangan pakai sabun, jaga etika batuk, jika sakit, pilek, panas tolong pakai masker, diam di rumah dan jangan menularkan pada orang lain," jelas Siti.

Apakah INDONESIA BERSATU APABILA ADA BENCANA DAN MUSUH BERSAMA ?

Tanpa terasa sudah 64 tahun Indonesia merdeka, tapi masih saja ada yang mengganjal dan menjadi pertanyaan kita sebagai anak bangsa mengenai nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila terutama nilai kemanusiaan dan persatuan.

Beberapa pekan ini, negeri ini mengalami banyak peristiwa yang membuat kita marah, sedih, benci, dan lain-lain. Bercampur aduk menjadi satu. Mulai dari terorisme, nasib tenaga kerja kita di luar negeri, klaim Malaysia terhadap beberapa seni budaya peninggalan nenek moyang sampai wilayah teritorial Republik Indonesia dan terakhir adalah peristiwa gempa yang sempat mengguncang pulau Jawa.

Hampir seluruh rakyat di negeri ini bergerak, bangkit dan mengambil sikap. Kasus terorisme yang sempat membahana di pelosok negeri lewat siaran langsung oleh media TV yamg dikemas secara dramatis sampai pengungkapan siapa-siapa saja yang terlibat dibalik aksi teror bom bunuh diri. Semua orang menyatakan sikap mengutuk, marah, mencaci, memberikan rasa salut kepada kepolisian sampai menolak jenasah aksi pengeboman dikubur di daerahnya.
Kemudian kasus klaim Malaysia yang mengganggu hubungan saudara serumpun, seluruh rakyat Indonesia bersatu dengan melakukan aksi demo, pembakaran bendera Malaysia bahkan pemutusan hubungan diplomatik. Sebuah aksi yang menampakkan nilai-nila nasionalisme di dalam hati sanubari masyarakat Indonesia.
Yang terakhir adalah peristiwa gempa yang baru beberapa hari terjadi dimana banyak saudara-saudara kita menjadi korban bencana. Bukan hanya kehilangan harta benda tapi juga kehilangan sanak saudara yang meninggal dunia. Dari peristiwa gempa tersebut tanpa perintah, secara otomatis masyarakat Indonesia tergerak hati untuk menolong korban-korban bencana baik berupa sumbangan makanan, minuman, pakaian sampai pengumpulan dana walaupun disana-sini masih saja ada kekurangannya. Tetapi intinya adalah nilai-nilai kemanusian yang ada di dalam hati nurani masyarakat Indonesia bergerak untuk melakukan aksi nyata. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya pengumpulan dana lewat salah satu stasiun TV swasta baru-baru ini yang berhasilkan mengumpulkan dana sebesar Rp 19,2 milyar.dan ini belum termasuk donasi yang dilakukan lewat telepon. Kalau tidak salah ada yang menyumbangkan tanahnya seluas 2000 meter persegi secara hibah yang bisa dipakai untuk para korban yang telah kehilangan rumahnya dimana lokasi rumah mereka yang telah hancur itu sudah tidak layak untuk dihuni kembali.

Sungguh tampak sekali nilai-nilai kemanusiaan dan persatuan bangsa ini, tetapi sungguh ironi juga kalau kita tengok ke belakang terutama sejak reformasi dimana rasa toleransi, penghormatan kepada yang lebih tua, sopan santun dan tingkat kepercayaan kepada pemimpin-pemimpin bangsa telah mencapai titik yang sangat memprihatinkan. Semuanya merasa paling benar, saling curiga, masa bodo dengan keadaan yang sebenarnya terjadi (di lingkungan sekitar). Lihat saja bagaimana pemilu lemarin baik legislatif maupun presiden, dengan mudahnya uang dihambur-hamburkan demi sebuah kepentingan dan kekuasaan. Caci maki dan fitnah sering kali diperdengarkan dan dipertontonkan. Suatu yang bertolak belakang dengan apa yang terjadi sekarang.

Apakah bangsa Indonesia harus punya musuh bersama dan mengalami bencana besar dulu baru kita bisa bersatu ? Pertanyaan yang tampaknya mudah tapi sulit untuk dicari jawabannya dengan aksi nyata. Mari kita bersama-sama untuk mencari jawabannya lewat hati nurani. Merdeka !!!!

Orang-Orang yang Ditolong Allah dalam Kesulitan

Abdullah bin Umar ra. menceritakan, ia mendengar Rasulullah saw. bersabda bahwa telah pergi tiga golongan dari orang orang sebelum kamu. Mereka menemukan sebuah gua tempat bermalam, dan merekapun masuk ke dalamnya. Tiba-tiba sebuah batu besar jatuh menutup pintu gua, sehingga mereka terkurung di dalamnya.

"Tidak ada yang dapt melepaskan kita dari bencana batu ini, melainkan apabila kita mendoa kepada Allah SWT dengan amal salehmu," kata salah seorang dari mereka.

Mulailah salah seorang di atanra mereka memanjatkan doa. "Ya Allah aku mempunyai ibu bapak yang sudah tua. Biasanya aku tidak mau memberi minum keluarga dan hamba sahayaku, sebelum keduanya selesai minum. Pada suatu hari aku pergi mencari sesuatu, dan beberapa waktu lamanya kemudian aku kembali kepada keduanya sehingga mereka tertidur. Lalu aku memerah susu untuk mereka tetapi setelah kudapati keduanya masih tidur. Aku tidak mau memberikan minuman itu kepada keluarga dan sahayaku, sebelum kedua orang-tauaku itu minum lebih dulu. Lalu aku menunggu beliau berdua bangun dari tidurnya, sedangkan gelas susu tetap kupegang hingga keduanya bangun saat fajar telah menyingsing. Setelah mereka bangun, kuberikan minuman yang telah kusediakan itu. Ya Allah, jika aku berbuat demikian benar-benar karena mencari ridho Engkau, maka bukakanlah untuk kami batu itu.

Maka bergeserlah batu itu sedikit.

Kemudian seorang lagi dari mereka mulai berdoa "Ya Allah, ada seorang gadis cantik yang sangat kucintai. Ia anak pamanku sendiri. Pada suatu waktu aku menginginkan dirinya, tetapi ia menolak permintaanku. Satu tahun kemudian ketika menghadapi musim kemarau, ia datang kepadaku dan aku memberikan kepadanya 120 dinar suapaya ia mau bersenang-senang dengaku. Permintaanku itu diturutinya. Namun sewaktu aku telah berduaan dengannya dan akan melampiaskan hajatku. Ia mengingatkan: kularang kamu merusak kesucianku kecuali dengan cara yang benar (yakni setelah nikah). Karena itu aku tidak jadi menuruti nafsuku. Lalu aku pergi meinggalkannya, meski aku sangat mencintai dan menginginkannya. Dinar yang telah kuberikan kepadanya juga kutinggalkan semua untuknya. Ya Allah jika perbuatanku ini sesuai dengan ridhamu, maka bukakanlah pintu gua ini".

Kemudian batu yang berada di pintu gua itu bergeser sedikit.

Akhirnya orang ketiga dari mereka itu mulai berdoa. "Ya Allah aku pernah mengupah beberapa orang bekerja dan telah kubayar lunas upah mereka kecuali satu orang yang pergi tanpa mengambil upahnya. Kemudian upahnya itu aku gunakan untuk usaha. Beberapa waktu kemudian dia datang kembali meminta upahnya. Aku katakan padanya, bahwa semua biri-biri, unta, dan sahaya it uadalah upahnya.

Ia katakan, "Hai hamba Allah, jangnlah kamu mengolok-olok aku", Aku jawab: "Sungguh aku tidak mengolok-olok Kamu". Maka diambilnya harta itu semuanya tanpa satupun yang ditinggalkannya.

"Ya Allah, apabila yang demikian itu kulakukan semata-mata karena mencari ridha-Mu, mohon bukakanlah pintu ga ini untuk kami."

Kemudian batu di pintu gua itu bergeser lebih besar lagi, sehingga mereka bertiga dapat keluar dari gua tersebut.

Dari kisah ini, kita dapat mengambil pelajaran bahwa orang yang berbakti kepada orang tuanya, orang yang dapat menjaga nafsu, dan juga orang yang jujur/tidak zhalim adalah orang-orang yang ditolong oleh Allah swt dalam masa kesulitan.

Cerita ini disarikan dari bagian buku : Ridho Allah tergantung Ridho Orang Tua. Syamsul Rijal Hamid. Penerbit Cahaya Salam

Belajar dari Wejangan Nabi Khiddir pada Sunan Kalijaga

Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari pengalaman hidup, baik itu pengalaman hidup pribadi maupun orang lain. Orang Jawa menyebut belajar pada pengalaman orang lain itu sebagai "kaca benggala". Nah, kini kita belajar pada pengalaman dari Kanjeng Sunan Kalijaga.

Ketika itu, Kanjeng Sunan Kalijaga yang juga dijuluki Syech Malaka berniat hendak pergi ke Mekkah. Tetapi, niatnya itu akhirnya dihadang Nabi Khidir. Nabi Khidir berpesan hendaknya Kanjeng Sunan Kalijaga mengurungkan niatnya untuk pergi ke Mekkah, sebab ada hal yang lebih penting untuk dilakukan yakni kembali ke pulau Jawa. Kalau tidak, maka penduduk pulau Jawa akan kembali kafir.

Bagaimana wejangan dari Nabi Khidir pada Kanjeng Sunan Kalijaga? Hal itu tercetus lewat Suluk Linglung Sunan Kalijaga. Inilah kutipan wejangannya:

Birahi ananireku,
aranira Allah jati.
Tanana kalih tetiga,
sapa wruha yen wus dadi,
ingsun weruh pesti nora,
ngarani namanireki

Timbullah hasrat kehendak Allah menjadikan terwujudnya dirimu; dengan adanya wujud dirimu menunjukkan akan adanya Allah dengan sesungguhnya; Allah itu tidak mungkin ada dua apalagi tiga. Siapa yang mengetahui asal muasal kejadian dirinya, saya berani memastikan bahwa orang itu tidak akan membanggakan dirinya sendiri.

Sipat jamal ta puniku,
ingkang kinen angarani,
pepakane ana ika,
akon ngarani puniki,
iya Allah angandika,
mring Muhammad kang kekasih.

Ada pun sifat jamal (sifat terpuji/bagus) itu ialah, sifat yang selalu berusaha menyebutkan, bahwa pada dasarnya adanya dirinya, karena ada yang mewujudkan adanya. Demikianlah yang difirmankan Allah kepada Nabi Muhammad yang menjadi Kekasih-Nya

Yen tanana sira iku,
ingsun tanana ngarani,
mung sira ngarani ing wang,
dene tunggal lan sireki iya Ingsun iya sira,
aranira aran mami

Kalau tidak ada dirimu, Allah tidak dikenal/disebut-sebut; Hanya dengan sebab ada kamulah yang menyebutkan keberadaan-Ku; Sehingga kelihatan seolah-olah satu dengan dirimu. Adanya AKU, Allah, menjadikan dirimu. Wujudmu menunjukkan adanya Dzatku

Tauhid hidayat sireku,
tunggal lawan Sang Hyang Widhi,
tunggal sira lawan Allah,
uga donya uga akhir,
ya rumangsana pangeran,
ya Allah ana nireki.

Tauhid hidayah yang sudah ada padamu, menyatu dengan Tuhan. Menyatu dengan Allah, baik di dunia maupun di akherat. Dan kamu merasa bahwa Allah itu ada dalam dirimu

Ruh idhofi neng sireku,
makrifat ya den arani,
uripe ingaranan Syahdat,
urip tunggil jroning urip sujud rukuk pangasonya,
rukuk pamore Hyang Widhi

Ruh idhofi ada dalam dirimu. Makrifat sebutannya. Hidupnya disebut Syahadat (kesaksian), hidup tunggal dalam hidup. Sujud rukuk sebagai penghiasnya. Rukuk berarti dekat dengan Tuhan pilihan.

Sekarat tananamu nyamur,
ja melu yen sira wedi,
lan ja melu-melu Allah,
iku aran sakaratil,
ruh idhofi mati tannana,
urip mati mati urip.

Penderitaan yang selalu menyertai menjelang ajal (sekarat) tidak terjadi padamu. Jangan takut menghadapi sakratulmaut, dan jangan ikut-ikutan takut menjelang pertemuanmu dengan Allah. Perasaan takut itulah yang disebut dengan sekarat. Ruh idhofi tak akan mati; Hidup mati, mati hidup

Liring mati sajroning ngahurip,
iya urip sajtoning pejah,
urip bae selawase,
kang mati nepsu iku,
badan dhohir ingkang nglakoni,
katampan badan kang nyata,
pamore sawujud, pagene ngrasa matiya,
Syekh Malaya (S.Kalijaga) den padhang sira nampani,
Wahyu prapta nugraha.

mati di dalam kehidupan. Atau sama dengan hidup dalam kematian. Ialah hidup abadi. Yang mati itu nafsunya. Lahiriah badan yang menjalani mati. Tertimpa pada jasad yang sebenarnya. Kenyataannya satu wujud. Raga sirna, sukma mukhsa. Jelasnya mengalami kematian! Syeh Malaya (S.Kalijaga), terimalah hal ini sebagai ajaranku dengan hatimu yang lapang. Anugerah berupa wahyu akan datang padamu.

Dari wejangan tersebut kita bisa lebih mengenal GUSTI ALLAH dan seharusnya manusia tidak takut untuk menghadapi kematian. Disamping itu juga terdapat wejangan tentang bagaimana seharusnya semedi yang disebut "mati sajroning ngahurip" dan bagaimana dalam menjalani kehidupan di dunia ini.

Mekkah, Kota Suci, Kekuasaan dan Teladan Ibrahim

Kiblat atas keyakinan hanya ada satu TUHAN
Kota Mekkah adalah kota yang namanya masuk ke dalam hati sanubari yang paling dalam pada setiap umat Islam. Mekkah adalah symbol dari keyakinan, cerita dan sejarah. Mulai dari Nabi Ibrahim, kemudian Nabi Ismail dan yang terakhir Nabi Muhamad SAW. Mereka semua adalah tokoh sekaligus teladan bagi setiap Muslim di seluruh dunia. Karena dari mereka jugalah mandat atau perintah turun langsung dari Allah SWT untuk mendirikan kabah.
Ada Masjidil Haram yang penuh pesona, ada Hajar Aswad yang merupakan bentuk dari kesempurnaan bangunan suci Ka’bah, Juga ada sumber mata air yang mengeluarkan air zamzam terus menerus sepanjang jaman. Semua ini adalah sumber untuk inspirasi bagi kemuliaan kehidupan dunia sekarang dah di akhirat kelak.
Mekkah adalah sebuah kota yang mempunyai perjalanan sejarah paling panjang bila dibadingkan dengan kota manapun di dunia. Usia Mekkah adalah seumur dengan Nabi Adam yang menurut ajaran Islam adalah manusia pertama yang ada di muka bumi ini. Menurut ahli sejarah Muslim Azraqi, bumi atau tempat yang pertama kali diciptakan oleh Allah adalah Mekkah. Juga disebutkan bahwa tempat pertemuan Adam dan Hawa pertama kali setelah turun di bumi adalah di lereng Gunung Rahmah (Jabal Rahmah). Hingga tidaklah mengherankan bila sampai sekarang banyak orang datang ke tempat ini dengan tujuan utama untuk berdo’a agar segera mendapat jodoh.
Pada jaman Nabi Ibrahim terjadi penyempurnaan bangunan Ka’bah yang menjadi inti atau symbol utama dari Kota Mekkah. Pada masa itu Nabi Ibrahim sukses menjadikan kota Mekkah sebagai titik temu atau kiblat bagi semua agama samawi. Maka bisa dikatakan bila pengukuhan Mekkah sebagai kota suci mencapai puncaknya dia jaman Nabi yang merupakan “Bapak Para Nabi” ini. Beserta anaknya Ismail dan hajar, Mereka bertiga inilah yang mengajarkan tentang arti pentingnya ketauhidan dan pengorbanan serta ibadah dilaksanakan oleh umat Islam sekarang ini.
Selanjutnya, keluarga besar Nabi Muhammad SAW adalah yang menjadi penerus yang memelihara dan menjaga “tradisi” atau “warisan” Nabi Ibrahim. Yang dimaksudkan dengan memelihara dan menjaga “tradisi” atau “warisan” di sini adalah bukan hanya dari bentuk fisiknya saja. Namun yang lebih utama adalah memelihara dan menjaga akan adanya keyakinan bahwa hanya ada satu TUHAN, yaitu ALLAH SWT, dan Mekkah beserta Ka’bah sebagai kiblatnya.
Keyakinan akan adanya hanya satu TUHAN inilah yang menjadi alat utama bagi Nabi Muhamad SAW untuk mengawali perjuangannya dalam menyebarkan agama Islam dan menghadapi setiap rintangan beserta tantangan yang selalu menghadangnya.
Dari kisah ini bisa kita lihat bahwa Kota Mekkah bisa menjadi inspirasi bagi terwujudnya perdamaian di dunia, terutama bagi pemeluk tiga agama samawi (Islam, Kristen dan Yahudi) yang sebetulnya masih dalam satu ikatan saudara, yaitu merupakan keluarga besar Nabi Ibrahim.
Namun sayang sekali, sampai saat ini kita belum berhasil dan tidak punya daya untuk mengilangkan sikap saling curiga serta nafsu egoisme yang ditambah dengan kepentingan politik dan kepentingan duniawi yang lain. Ketika melihat perjalanan sejarah panjang dari agama-agama samawi yang ada, seharusnya segala macam perbedaan itu bisa disatukan dalam ruang persaudaraan dan persatuan dengan prisip saling menghargai.
Sedang bagi umat Islam sendiri, mejadikan Kota Mekkah sebagai kiblat dari perdamaian bukan hanya karena memandang perdamaian adalah penting, namun juga karena Kota Mekkah harus bebas dari segela macam pentuk kekerasan. Dan hal ini sudah sepantasnya bukan hanya di laksanakan di Kota Mekkah saja, tapi juga di semua tempat di seluruh penjuru dunia ini.

Apa Yang Kurang dari bangsa Sebesar Indonesia?

Saya tetap kukuh dgn perspektif awal saya bahwa kita
kurang, kurang dan kurang ( double kurang )dalam segi
keahlian ( ekonomi, politk, sosial, budaya, sains,
research, eksplorasi)seperti olah pikir terstruktur
dan tersistem yg dianut oleh para filsuf sehingga arah
kebijakan para birokrat pemerintahan selalu salah
kaprah dan kacau-balau.. artinya kita sebagian besar
bangsa ini tidak dilatih berfikir runtun, rumit,
integral tapi terpola sehingga yg dihasilkan adalah
manusia-manusia ABS( asal bapak senang) dan ya..ya..ya
..( ngihhh pak) sebagai akibat sistem kebapakan (
paternalistik) dan lebih pada tokoh panutan
Kharismatis dibanding kemandirian pemikiran..

Hasilnya bisa ditebak, kebijakan ,UU dan Kepres dan
Kebijakan Birokrat cenderung singkat( temporer) dan
tidak berjangkauan jauh ke depan ( jangka panjang)
baik dlm misi dan visi. Sedang freedom thinker(Pemikir
merdeka ) kurang berperan dalam hal ini .Yang
dihasilkan adalah kebijakan top down( atasan ke
bawahan) dibanding bottom up( rakyat atau bawahan ke
atasan ) dgn tujuan laten yaitu mempertahankan
otoritas dan kekuasaan. Ada benarnya sistem Politik
otoriter selaku salah satu kesalahan fatal bagi
perkembangan pemikiran..

tapi perlu saya tekankan yg menggagas pemikiran
kearah kesetaraan hak Politik untuk bersuara adalah
para Filsuf Politik semacam John Locke( aliran
filsafat Empirik), Rosseau ( filosof Rasionalist
positifisme ) dan Plato filsuf Yunani, selaku pemikir
Politik dalam " Republika" .

Saya makin meyakini hal ini disebabkan oleh ketidak
mampuan kita-bangsa ini untuk bisa berfikir filosofis
dalam bidang Politik termasuk bidang Ekonomi dimana
kita di brain wash dgn rumus-rumus ekonomi Liberali
Kapitalism gagasan filosof Ekonomi Adam Smith dalam
"Filsafat Moral" nya, juga John Locke Filosof
Politik dan Ekonomi dgn gagasan Industrialisasi
Inggris.

kita gagal mengembangkan ciri khas sendiri dalam
sektor Ekonomi Makro juga Mikro…. Hasilnya bisa diduga
yaitu terkaman kapitalis atas dunia ke 3 dgn gagasan
seram yaitu liberalisasi global dan kapitalisme . Hal
ini tersebab kita tidak punya rumusan antitesa atas
kapitalisme yang artinya lemahnya pemikiran-pemikiran
filosofis dibidang Ekonomi demi terciptanya iklim
ekonomi yg kondusif dalam menghadang laju para
kapital.

Sedang di bidang Budaya keagamaan tidak berbeda jauh,
terkaman liberalism style lebih tajam dibanding budaya
adiluhung negeri sendiri.. Disaat negara Barat sedang
sibuk dgn Enlightment( pencerahan akal budi rasional)
kita umat timur lebih condong pada Enlightening (
pencerahan spirituil).. Ditandai dgn menjamurnya
tarekat dan aliran-aliran kebathinan dgn harapan
mengungguli para ahli mesin-mesin modern..

Sayang dimasa sekarang kebanyakan sarjana filsafat
lebih pada hafalan ttg output keluaran pemikiran para
filosof dunia, bukannya berfikir sendiri dan
mengeluarkan isi pemikiran otentik diri sendiri,
sehingga pengetahuan mereka ttg filsafat lebih berupa
pengetahuan ttg sejarah, asal usul dan tokoh beserta
keluaran pemikiran dibanding bagaimana cara
berfilsafat… Ini kelemahan para sarjana itu sehingga
mereka belum pantas disebut filsuf yg berfikir….

Maka kebangkitan Timur atau renaissance harus dan
wajib dimulai dari pencerahan akal rasio bergandengan
dgn pencerahan rohani spiritualisme.. Pencerahan
rohani saja akan gagal total dalam menghadang laju
kapitalis bermazhab liberalisme..